
Sebagian besar gulma yang berhasil dikendalikan dengan pengendalian hayati merupakan spesies introduksi. Hanya empat spesies tumbuhan lokal yang berhasil dikendalikan dengan pengendalian hayati, yaitu Opuntia dillenii (Cactaceae) di pulau Nevis di the India Barat, O. littoralis dan O. oricola di pulau Santa Cruz di California bagian Selatan, dan O. triacantha di Kepulauan Antigua, Monserrat dan Nevis di India Barat. Keempat spesies gulma tersebut merupakan kaktus berduri (subgenus Platyopuntia). Pengendalian hayati kaktus yang sangat berhasil merupakan pengendalian hayati terhadap spesies kaktus introduksi di berbagai negara dengan menggunakan agen hayati Cactoblastis cactorum Berg (Lepidoptera: Pyralidae).
Ordo serangga dengan spesies yang paling banyak digunakan adalah berturut-turut dari yang paling banyak: Coleoptera (69 spesies), Lepidoptera (60 spesies), Diptera (20 spesies), dan Hemiptera, sedangkan selebihnya dengan jumlah spesies yang sedikit adalah Orthroptera, Thysanoptera and Hymenoptera. Dari seluruh spesies Coleoptera, Lepidoptera, Diptera, dan Hemiptera yang digunakan, berturut-turut 65%, 55%, 70% dan 66% berhasil menjadi mapan dan berturut-turut 29%, 20%, 19% dan 44% berhasil mengendalikan gulma secara efektif. Sepuluh famili serangga yang spesiesnya paling banyak dilepaskan sebagai agen pengendali hayati gulma adalah Chrysomelidae, Curculionidae, Pyralidae, Dactylopiidae, Tingidae, Tephritidae, Cerambycidae, Noctuidae, Apionidae, Agromyzidae, Gelechiidae, dan Tortricidae.
Di antara spesies fitopatogen yang telah digunakan untuk mengendalikan gulma, dua di antaranya diintroduksi secara tidak sengaja sedangkan dua spesies lainnya, keduanya fungi karat, menjadi contoh penggunaan ftopatogen yang berhasil untuk pengendalian gulma. Puccinia chondrillina menunjukkan spesifitas inang yang tinggi dalam mengendalikan rush skeletonweed di Australia. Phragmidium violaceum yang diintroduksi ke Cili dari Jerman berhasil mengendalikan weedy blackberries, Rubus constrictus dan R. ulmifolius (Rosaceae). Cercosporella sp. yang diintroduksi ke Hawaii dari Mexico berhasil mengendalikan Hamakua pamakani dan Aegeratina riparia (Asteraceae). Collectotrichum gloeosporioides f.sp. aeschynomene, yang dijual dengan nama perdagangan Collego, berhasil digunakan untuk mengendalikan Aeschynomene virginica pada pertanaman padi di Arkansas. Phytophthora citrophthora yang dijual dengan nama perdagangan Devine digunakan untuk mengendalikan milkweed vine, Morrenia odorate pada pertanaman jeruk di Florida.
Spesies tungau yang berhasil digunakan untuk mengendalikan gulma adalah Tetranychus opuntiae untuk mengendalikan kaktus berduri di Australia dan Eriophyes chondrillae. Nematoda yang berhasil digunakan untuk mengendalikan gulma adalah Paranguina picridis yang diintroduksi untuk mengendalikan Russian knapweed, Centaurea repens (Asteraceae) di Canada. Nematoda lain yang sedang dicobakan untuk mengendalikan gulma adalah Nothanguina phyllobia untuk mengendalikan silverleaf nightshade, Solanum elaeagnifolium (Solanaceae) di Texas, Australia, dan Afrika Selatan. Ikan dan duyung merupakan vertebrata yang digunakan dalam pengendalian hayati gulma, tetapi memberikan hasil yang kurang meyakinkan. Genus ikan yang menunjukkan potensi yang cukup baik adalah Tilapia and Sarotherodon dan yang memberikan hasil yang kurang konsisten adalah Ctenopharyngodon idella (Pisces: Cyprinidae),
Sampai sejauh ini, pengendalian hayati gulma terutama telah dilakukan terhadap spesies gulma penting di negara-negara maju. Pengendalian hayati terhadap spesies gulma penting di negara-negara berkembang pada umumnya belum mendapat perhatian, kecuali bila gulma yang bersangkutan juga merupakan gulma penting di negara-negara maju. Mungkin yang merupakan perkecualian dalam hal ini adalah Chromolaena odorata, yang bukan merupakan gulma penting di negara-negara maju tetapi mendapat perhatian dalam pengembangan pengendalian hayati. Namun dalam hal ini, pengembangan pengendalian gulma ini tidak terlepas dari ancaman yang ditimbulkannya terhadap padang penggembalaan di Australia dan di negara-negara maju kawasan tropik lainnya. Pengendalian hayati gulma ini dilakukan dengan menggunakan agen hayati: Actinote thalia pyrrha (Fabr.) dan Actinote anteas (Doubleday & Hewitson) (Lepidoptera: Nymphalidae), Acalitus adoratus Keifer (Acari: Eriophyidae), Cecidochares connexa Macquart (Diptera: Tephritidae), Calycomyza eupatorivora Spencer (Diptera: Agromyzidae), Pareuchaetes pseudoinsulata Rego Barros (Lepidoptera: Arctiidae), dan Pareuchaetes insulata (Walker) (Lepidoptera: Arctiidae)
Spesies gulma penting di negara-negara berkembang pada umumnya belum mendapat perhatian dalam pengembangan pengendalian hayati, meskipun diketahui mempunyai potensi pengembangan. Spesies gulma penting Asia Tenggara yang mempunyai prospek dan perlu diprioritaskan untuk pengembangan pengendalian hayati adalah:
- Ageratum conyzoides
- Amaranthus spinosus
- Bidens pilosa
- Commelina benghalensis
- Echinochloa crus-galli
- Eichhornia crassipes
- Eleusine indica
- Euphorbia heterophylla
- Euphorbia hirta
- Fimbristylis miliacea
- Marsilea minuta
- Melastoma malabathricum
- Mikania micrantha
- Mimosa invisa
- Mimosa pigra
- Mimosa pudica
- Monochoria vaginalis
- Nephrolepis biserrata
- Panicurn repens
- Paspalum conjugatum
- Passiflora foetida
- Penniseturn polystachion
- Pistia stratiotes
- Portulaca oleracea
- Rottboellia cochinchinensis
- Sphenoclea zeylanica
Tautan Luar:
- Pengendalian Hayati Eceng Gondok Bagian 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 (pdf) dari ACIAR
- Pengendalian Hayati Gulma: Prospek Asia Tenggara (pdf) dari ACIAR
- Pengendalian Hayati Gulma: Teori dan Aplikasi Praktis (pdf) dari ACIAR
- Status dan prospek pengendalian hayati lantana (pdf) dari ACIAR
malam pak....saya kesulitan dalam mengakses bahan ajar...saya mengambil bahan ajar dari teman untuk kulia online nya pak...yang saya bingung di sini..bagaimana dengan mengendalikan vektor yang membawa penyakit...apa perlu menggunakan agen hayati???????
BalasHapusHi, I like your post really I have read first-time Thanks for sharing keep up the good work.
BalasHapusTake care of chickens in this way in poultry farming